Permasalahan Aplikasi Batu Alam
Batu alam kerap digunakan sebagai finishing
akhir dalam mempercantik rumah. Tampilannnya yang natural dan tidak
monoton, menjadikannya material favorit dan paling digemari. Berbagai
desain arsitektur mudah menyatu dengan material ini, karena memiliki
warna dan motif yang bervariaif. Namun, bukan berarti keindahan batu
alam tidak meninggalkan masalah. Porousitas (pori-pori) batu alam yang
besar menyebabkannya mudah kusam dan ditumbuhi lumut jika tidak dirawat
dengan baik.
Di pasaran, jenis batu alam bermacam-macam, seperti batu Candi, batu Paras dan batu Palimanan. Jenis batuan ini termasuk batuan lunak, sedang jenis batu alam seperti Marmer, Andesit dan Granit termasuk batuan keras. Khusus batuan lunak banyak digunakan sebagai pelapis dinding, meskipun tidak menutup kemungkinan diaplikasi pada lantai. Demikian juga pada batuan keras marmer, andesit dan granit, bisa diaplikasi untuk dinding dan lantai.
Karakter batuan lunak lebih mudah menyerap air, karena memiliki pori yang besar. Dengan porousitasnya tersebut, batuan ini membutuhkan pelindung berupa coating batu alam. Coating dipakai untuk melindungi batu alam dari serangan lumut, jamur dan kusam. Begitu juga pada jenis batuan keras, membutuhkan coating untuk menjaga keindahan warnannya. Meski memiliki pori yang lebih kecil, tidak menutup kemungkinan batu ini menyerap air.
Permasalahan yang kerap dijumpai pada batu alam berupa serangan lumut, jamur, , noda dan lainnya serba batu alam yang jadi terlihat kusam. Pada jenis batu lunak, seperti batu Candi, akan mudah tumbuh jamur dan menyerap air, karena pori yang besar dan tekstur yang kasar. Jika peristiwa ini terus berulang ditambah terkena sinar matahari, maka batu alam akan ditumbuhi lumut. Lain hal dengan batu Paras yang memiliki tekstur lebih halus, permasalahan yang biasa dijumpai pada warna yang mudah memudar. Variasi warna jenis batu alam ini beragam, Kuning, Hijau, Coklat dan Putih. Solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut dengan membersihkan seluruh permukaan batu, kemudian di-coating ulang secara merata. Sebaiknya setiap 1-2 tahun sekali di-coating.
Batu Mamer, Andesit dan Granit memiliki karakter yang lebih keras ketimbang jenis batuan lunak. Porousitasnya pun lebih kecil, karena memiliki pori yang lebih rapat. Pilihan warna dan motifnya pun sangat beragam. Masalah yang umum terjadi berupa noda pada permukaan batuan. Hal ini akibat kesalahan aplikasi atau tumpahan cairan yang tidak segera dibersihkan.
Solusi dalam mengatasi masalah tersebut dengan meng-coating ulang permukaan batu alam. Jika noda sudah menyerap secara ekstrem, maka batuan yang terkena noda harus diganti. Jika kesalahan terjadi pada tahap aplikasi, seperti antar nat marmer yang bernoda, sebaiknya potong ulang batu pada setiap sisinya, kemudian beri coating pada semua sisi maupun permukaan marmer.
0 Response to "Permasalahan Aplikasi Batu Alam"
Posting Komentar